Senin, 23 November 2009

KOMPAS dan ORIENTASI

KOMPAS

Ada banyak macam kompas yang dapat dipakai dalam kegiatan di alam, tentunya masing‑masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Macam kompas yang digunakan antara lain : Kompas Prisma, Kompas Lensa dan Kompas Silva (Kompas Orientasi). Namun pada dasarnya fungsi kompas adalah sama, yaitu

1. Mengetahui arah

2. Membidik sasaran



Macam-macam kompas yang digunakan untuk navigasi adalah
1. Kompas Lensa

Kompas Lensa merupakan kompas yang dilengkapi dengan lensa biconcav untuk mempermudah dalam pembacaannya. Bahan lensa ini dapat dari logam maupun dari fiber.

Kelebihan dari lensa ini adalah:

+ Keringanannya sehingga mudah untuk dibawa dan digunakan, selain harganya yang cukup murah.

+ Memiliki pengait untuk memudahkan dalam mendatarkan kompas.

Kekurangannya adalah

+ Piringan kompas mudah sekali bergerak sehingga mempersulit kita dalam penghitungan besar sudut kompas.

+ Skala pada kompas tiap strip rnewakili dua skala, validitas pengukuran besarnya sudut kompas kurang, terutama untuk pengukuran sudut kompas dengan angka ganjil, pengukurannya berdasarkan perkiraan saja.
2. Kompas Silva

Kompas ini sering disebut juga Kompas Orientasi, ini disebabkan oleh kemudahan penggunaan kompas ini untuk orientasi medan. Kompas ini memiliki tanda panah penyesuai yang terdapat di dasar piringan kompas, dilengkapi pula dengan cermin. Selain itu disekitar piringan kompas terdapat konektor dan penggaris.

Kelebihannya adalah :

+ Memiliki cermin untuk memudahkan dalam pembacaan dan pembidikan

+ Dilengkapi dengan penggaris (dalam cm dan inchi).

+ Untuk jenis tertentu memiliki kaca pembesar dan konektor untuk peta berskala I : 50.000 dan I : 25.000.

+ Untuk jenis tertentu dilengkapi dengan lensa pembidik.

+ Dapat digunakan untuk mengukur besar sudut peta (pengganti busur derajat).

Kekurangannya adalah

+ Untuk membuat kompas terdebut datar kita harus menggunakan alat bantu yang datar.

+ Bila membidik besar sudut kornpas tidak dapat langsung diketahui.

3. Kompas Prisma

Kompas ini memiliki prisma pada bagian dekat pengait. Kompas ini terbuat dari bahan logam, dengan jarum kompas mengandung zat phosphoric yang akan memudahkan pembacaan sudut bila pada atempat gelap.

Kelebihannya adalah

+ Besar sudut bidikan bisa langsung di baca melalui prisma.

+ Dapat langsung diketahui azimuth dan back azimuthnya.

+ Mudah digunakan, mudah didatarkan.

Kekurangannya adalah

+ Terbuat dari logam sehingga berat.



Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Sebelum Menggunakan KOMPAS

1. Set semua kompas yang akan dipakai (seragamkan dengan kompas yang standar). Untuk checking yang paling mudah yaitu kita pergi ke titik Triangulasi, dengan catatan daerah tersebut telah kita ketahui SPM‑nya (misal 0° 00' 00").

Plot salah satu tanda medan yang terlihat jelas dari Triangulasi dan juga terdapat di peta, catat besar sudut petanya, misal 50'.

+ Untuk kompas standar, besar sudut kompas bila kita membidik tanda medan tersebut dan' titik Tnangulasi juga harus sebesar 50'. (Catatan : Cara kita membidik dan plotting sudah benar).

2. Perhatikan angka-angka pembagian derajat yang terdapat pada piringan kompas (untuk keseragaman sebaiknya menggunakan kompas dengan pembagian derajat sampai 360°). Bila kita menggunakan kompas dengan pembagian derajat 6400, maka di lapangan kita harus menghitung lagi.




ORIENTASI
A. Orientasi Peta

Sebelum masuk daerah operasi, terlebih dahulu anda harus mengenal tanda medan yang nantinya akan anda jumpai di lapangan. Tanda medan itu dapat di interpretasikan di peta yang nantinya akan dipergunakan, misal : titik ketinggian dan nama punggunungan, sungai, jurang dan lain‑lain (dapat tanya penduduk).

Perlu diperhatikan dan diingat, bahwa tanda medan akan berubah bentuknya bila dilihat dari titik kedudukan yang berlainan, maka dalam hal orientasi perlu hati‑hati.

Orientasi Peta adalah meng‑Utara‑kan peta atau dengan kata lain menyesuaikan letak peta dengan bentang alam yang kita hadapi. Hal ini merupakan cara/prosedur yang pertama kali harus dilakukan bila kita akan melakukan orientasi peta dan medan, langkahnya adalah

a. Carilah tempat terbuka, sehingga tanda‑tanda medan terlihat dengan jelas.

b. Buka dan letakkan peta pada bidang datar.

c. Setelah kompas 0" atau 360" , dan diatas peta yang posisi sejajar dengan garisgaris bantu orientasi pada kompas dengan sumbu Y peta,

d. Putar peta (jangan merubah posisi kompas) dan hentikan bila grid/sumbu ‑r peta sudah segans dengan jarurn kompas. Dengan demikian letak peta telah sesuai dengan arah utara (mengutarakan peta).

e. Cari tanda moment yang paling menonjol, kemudian cocokkan dengan peta dan beri tanda.

. Cari tanda medan sebanyak mungkin sehingga anda sudah mulai paham dengan daerah tersebut dan sudah dapat memperkirakan posisi anda di peta.


B. Orientasi Medan

Merupakan cara untuk membaca kenampakan medan dan disesuaikan dengan peta, juga untuk mengetahui arah dan posisi kita di lapangan. Ada dua cara orientasi medan, yaitu:


1. Orientasi medan dengan kompas

Untuk mengetahui posisi kita saat berada di alam bebas, yang penting

untuk dilakukan adalah menentukan arah mata angin (U,S,B dan T), lalu menentukan arah utara peta. Setalah itu menentukan posisi kita dengan pasti. Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk menentukan posisi kita, yaitu
a. Resection

Adalah menentukan posisi kita pada peta, langkahnya adalah

+ Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing.

+ Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alam), kemudian cocokkan dengan peta. Bidikkan kompas dari posisi anda berdin ke salah satu tanda medan yang terlihat dan dikenal, baik di peta maupun di medan. Misalkan tanda medan adalah puncak bukit X, dengan sudut kompas sebesar 130°, maka sudut peta adalah 130° + 180° = 310° (Back A.: imuth)

+ Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakanibuatlah garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta.

+ Lakukan hal yang sama dengan titik kedua, misal Y. Bila kita melakukannya benar maka akan didapalkan tititk perpotongan antara kedua garis tersebut.

+ Titik perpolongan itulah posisi kita di peta.

Resection dapat pula dilakukan hanya dengan satu tanda medan atau titik ketinggian, bilamana kita berada pada tepi jurang, tepi sungai, jalan setapak yang ada di peta atau di garis pantai, dan sebagainya.
b. Intersection

Adalah menetukan posisi orang lain/tempat lain, langkahnya adalah: Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing.

Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alarn), kemudian cocokkan dengan peta. Bidikkan kompas dari posisi anda berdin(letaknya sudah pasti diketahui di medan dan di peta) ke saran bidik. Misal tempat anda berdiri adalah X, dengan hasil bidikan sebesar 130' terhadap sasaran. Maka sudut peta adalah 130° (Azimuth).

Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakan/buatlah garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta.

Lakukan hal yang sama dengan tempat yang kedua, misal Y. Bila kita melakukannya benar maka akan didapatkan tititk perpotongan antara kedua garis tersebut (Usahakan selisih sudut antara X dan Y antara 30° ‑ 150°).

Titik perpotongan itulah posisi kita di peta.

Intersection bisa dilakukan bila sasaran bidik dapat kita melihat dari dua tempat yang berbeda, dengan jelas. Intersection dapat pula dilakukan hanya dengan satu tanda medan atau ttitik ketinggian, bilamana orang yang kita bidik berada pada tepi Jurang, tepi sungai, Jalan setapak yang ada di peta atau di garis pantai, dan sebagainya.

2. Orientasi medan tanpa peta dan kompas

Bila kita berada di alam bebas tanpa membawa peta dan kompas, kita dapat menggunakan tanda‑tanda alam untuk menunjukkan arah perjalanan kita, diantaranya adalah a. Matahari Hanya dapat digunakan pada slang hari, yaitu mengetahui arah barat dan timur, b. Bintang

Pada malam hari dapat menggunakan bintang untuk mengetahui arah perjalanan kita, antara lain

Bintang Pari menunjukkan arah selatan Bintang Orion menunjukkan arah timur dan barat c. Tanda‑tanda lain Tanda‑tanda lain yang dapat digunakan antara lain Kuburan orang Islam membujur kearah utara ‑ selatan Masjid menghadap kearah barat – timur


TEKNIK CONTOURING

Contouring dapat diartikan dengan salah satu penerapan ilmu medan peta yaitu menempuh perjalanan tanpa menggunakan kompas. Dalam melakukan teknik contouring dituntut untuk lebih teliti dalam pengamatan medan. Karena jika kita sudah salah menentukan posisi dengan contouring maka akan mempersuli perjalanan kita dan mungkin akan tersesat.

Jika kita di lapangan dengan membawa peta maka teknik contouring dapat dilakukan, dengan mengamati bentukan dengan acuan arah KAKIBATAS (Kanan, Kiri, Bawah, Atas). Tanda‑tanda medan yang dapat digunakan adalah

+ Puncak-puncak bukit

+ Bentukan sungai

+ Punggungan bukit dan terjal/landainya bukit

+ Percabangan sungai

+ Patahan tebing

+ Waterfall (air terjun)

Untuk selalu dapat berhasil melakukan teknik ini adalah dengan selalu berlatih di lapangan yang sebenarnya. Yang perlu dicamkan adalah :"Tentukan secara pasti titik awal keberangkatan, menghitung jarak tempuh dan selalu menghitung ,sudah berapa kali kita menyeberangi sungai atau lembah atau berpindah punggungan bukit".


TEKNIK PASSING KOMPAS

Teknik ini sering digunakan dalam rnelakukan sebuah operasi SAR. Teknik ini lebih mudah dilakukan pada medan yang landai dan luas, digunakan pula untuk mengatasi rintangan yang menghalangi perjalanan kita, misal sungai atau jurang.

Cara melakukan passing kompas adalah

+ Tentukan titik (lokasi) yang menjdi tujuan kita, pada peta.

+ Ilitung sudut peta dengan kompas dari titik awal kita menuju titik tujuan dan tentukan pula back azimuthnya.

+ Perintahkan satu atau dua orang rekan kita untuk menuju arah bidikan kompas sebatas pandangan mata.

+ Kemudian anda bergerak ke depan rekan anda dan melakukan hal yang sama dengan point ketiga.

+ Postsi jarum kompas harus selalu berimpit dengan N dan S (Utara dan Selatan).

Teknik ini sering digunakan untuk mengatasi rintangan yang menghalangi perjalanan kita, misal jurang, sungai, dil. Yang utama adalah menentukan arah bidikan dan mengirimkan rekan sebagai pionir pencari jalan, dengan catatan tidak terlepas dari jangkauan rnata dan segera menempati arah bidikan kompas.


KALIBRASI KOMPAS

Kahbrasi kompas merupakan standarisasi antara satu kompas dengan kompas lain yang sudah dikalibrasi atau lebih akurat. Contoh, kita akan mengkalibrasi dua buah kompas, yaitu A dan B, kemudian kita akan menggunakan kompas C sebagai kompas standar. Untuk sasaran bidikan kita gunakan Bukit X.

I angkah I : bidikkan kompas C ke arah Bukit X, dan catat sudut kompasnya (misal 45°)

I angkah ll : Bidikkan kompas A dan B ke arah Bukit X, dan catat sudut kompasnya, misal A = 47° dan B = 42°

Maka kalibrasi kompas A adalah : 47° ‑ 45° = 20 (selisih), jadi untuk hash bidikan kompas A di medan harus dikurangi 2°, karena hasil bidikannya kelebihan 2° dari kompas standar (kompas C). Sedangkan kalibrasi kompas B adalah : 45° ‑ 42° _ 30 (selisih), jadi untuk hasil bidikan kompas B di medan harus dikurangi 3°, karena hasil bidikannya kelebihan 3~' dari kompas standar (kompas C).

Catatan

Untuk menghidari terjadinya penyimpangan sudut kompas pada ikhtilafnya maka harus dihindarkan dari

1. Senjata berat, sejauh 60 meter

2. Senjata nngan, sejauh 40 meter

3. Pagar kawat, sejauh 10 meter

4. Parang, pisau dan logam kecil lainya, sejauh 3 meter atau lebih

Dasar-Dasar Peta Kompas untuk Orientasi

Bagi seorang pecinta alam, adalah biasa bergelut dengan alam baik itu alam pegunungan ataupun alam rimba belantara. Dalam bergelut dengan alam, khususnya alam pegunungan, sudah selayaknya seorang pecinta alam mengenal peta yang menggambarkan kondisi fisik derah pegunungan. Karena dgn menggunakan peta sedikit banyak akan membantu dalam suatu perjalanan baik itu pada kegiatan pendakian ataupun pada saat belajar orientasi medan.
Dasar dasar yang harus diketahui untuk orientasi medan:

1. Memahami peta
Peta yang digunakan untuk orientasi medan adalah peta topografi, yaitu peta yang menyajikan gambaran relief permukaan bumi. Relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam bentuk garis garis yang disebut garis contour. Atau dengan kata lain garis contour adalah garis yang menghubungkan tempat tempat pada ketinggian yang sama. Yang harus dipahami dalam membaca peta topografi adl mengartikan bentuk bentuk garis contour dengan benar, apakah bentukan itu berupa punggungan, lembah,jurang, sungai,sehingga akan dapat diperoleh informasi tentang tinggi rendahnya suatu tempat, bentuk, kedalaman, perkiraan kemiringan, dan sebagainya. Hal hal tersebut mutlak dikuasai sebagai dasar dalam orientasi.
Tak kalah pentingnya adalah memahami skala peta. Ini adalah penting, karena dari skala peta akan diketahui perbandingan antara kondisi di peta dengan kondisi medan yang sebenarnya. Contoh : Skala 1 : 25.000; berarti 1 cm di peta sama dengan 250 meter di medan yang sebenarnya. Selanjutnya antara skala peta, garis contour dengan medan yang sebenarnya dapat diperbandingkan. Maka sedikit banyak akan dapat diinterpretasikan keadaannya, agar kita tidak keliru dalam orientasi medan. Sebab kadang kadang pada daerah yang kita perkirakan tergambar dalam peta(pada contour), ternyata belum tergambar karena keliru dalam merperbandingkan skala peta dengan kondisi medan. Contoh: dengan skala 1 : 25.000 yang berarti 1 cm di peta sama dengan 250 meter di medan yang sebenarnya. Pada saat tertentu kita melewati suatu punggungan kecil
Kita sudah memperkirakan bahwa dengan melewati punggungan itu berarti sudah berubah contournya. Padahal kondisi punggungan itu masih kurang dari 50 meter. Berarti kita telah salah orientasi. Hal hal inilah yang harus dipahami, agar kesalahan orientasi yang terkecil dapat dihindari.

2. Memahami Kompas
Kompas yang biasa digunakan dalam orientasi ada 2 jenis yaitu:
a. Kompas bidik jenis prisma
b. Kompas orientasi (kompas Silva)
Pada dasarnya kedua kompas tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu :
Mengetahui arah
Pada posisi mendatar, jarum kompas akan selalu menunjuk arah utara. Sesuai dengan arah utara Magnet Bumi.
Membidik sasaran
Dengan kompas prisma, apabila kita ingin mengetahui berapa besar sudut kompas dari posisi kita berdiri ke sasaran bidik. Besarnya sudut bidikan akan langsung dapat diketahui. Sedangkan dengan kompas silva terdapat sedikit perbedaan dengan kompas prisma, yaitu pada kompas ini apabila kita membidik sasaran, besarnya sudut kompas tidak dapat langsung kita baca. Melainkan harus dgn penyesuaian terlebih dahulu yaitu dengan memutar piringan pembagian derajat sehingga tanda panah penyesuai atau tanda "N"(North) dapat segaris dengan jarum utara kompas. Maka besarnya sudut sudah dapat diketahui,

3. Memahami Peta Kompas
Sebelum masuk ke medan yang sebenarnya kita harus mengetahui dan memahami tanda tanda medan pada peta. Misalnya nama puncak bukit, sungai, jurang, dan sebagainya. Keterangan mengenai hal ini dapat diketahui dgn membaca keterangan pada peta atau mungkin bertanya ke
pada penduduk.
Langkah selanjutnya adalah orientasi peta. Orientasi peta adalah meng Utarakan peta atau dengan kata lain menyesuaikan letak peta dengan benatng alam yang sebenarnya kita hadapi. Langkah langkah dalam orientasi peta :
a. Dengan kompas prisma
1. Letakkan peta pada bidang datar
2. Bentangkan kompas di atas peta
3. Himpitkan garis rambut pada kompas dan takik pada cincin jempol dengan sumbu Y peta
4. Geser/ putar putarkan peta tanpa posisi kompas, sampai jarum kompas dengan garis rambut sejajar dengan sumbu Y Peta.
b. Dengan kompas silva
1. Letakkan peta pada bidang datar
2. Setel piringan kompas dengan pembagian derajat pada posisi 0°, kemudian letakkan di atas peta
3. Himpitkan tanda panah penyesuai, garis penyesuai, garis bantu, sehingga sejajar dengan sumbu Y peta.
4. Geser/ putar putarkan peta tanpa merubah posisi kompas sampai jarum kompas dengan tanda panah penyesuai sejajar dengan sumbu Y peta.
Bila semua tahapan tersebut telah dilakukan dengan benar, berarti peta telah terorientasi.

4. Memahami Cara Plotting di Peta
Plotting adalah
Menggambar atau membuat titik di peta
Membuat garis di peta
Menggambar / membuat tanda tanda tertentu di peta Plotting berguna untuk membantu kita dalam membaca peta.
Contoh cara plotting di peta:

T•846
1301
Regu Wana Demit berada pada posisi koordinat di titik A (3986:6360) + 1400 m dpl. SMC memerintahkan regu Wana Demit Agar menuju Koordinat T(402D:6268)

+ 1301 m dpl.

Langkah langkah dalam plotting di peta :
1. Plotting koordinat T di peta dengan menggunakan konektor.
Pembacaan koordinat dimulai dari sumbu X dulu, setelah itu baru sumbu Y. (X ; Y).

T ( 4020 : 6286 )



2. Plotting sudut peta dari A ke T
Tarik garis dari A ke T
Ukur besar sudut A ke T dari titik A ke arah garis AT dengan busur derajat/ kompas orientasi
Pembacaan sudut menggunakan sistem Azimuth (0 360°) searah putaran jarum jam.
Sudut ini berguna untuk mengorientasi arah dari A ke T.

3. Interpretasi peta untuk menentukan lintasan yang efisien dari A menuju T.
Interpretasi ini dapat berupa garis lurus atau berkelok-kelok mengikuti bentuk jalan setapak, bentuk alur sungai ataupun punggungan. Harus di pahami betul bentuk garis garis contour.

4. Plotting lintasan dan memperkirakan waktu tempuhFaktor-faktor yang mempengaruhi waktu tempuh:
Kemiringan lereng
panjang lintasan
keadaan dan kondisi medan ( hutan lebat, semak berduri, gurun pasir, ataupun berbatuan).
Keadaan cuaca rata rata
Waktu pelaksanaan ( pagi,siang,atau malam)
kondisi fisik dan mental serta perlengkapan yg dibawa

5. Bergerak dari A menuju ke T
Catatan : sebelum bergesak biasakan melakukan check ulang segala kondisi yang ada.


Vivat et Floreat '













kompas prima
nama bagian-bagiannya
1. kotak kompas dengan pembagian arah angin dan cincin karet
2. kaca kompas yg dapat diputar dengan pembagian derajat
3. pelat yg bercahaya dengan garis tanda dan garis rambut
4. garis petunjuk yg bercahaya
5. lingkaran kompas dengan pembagian derajat dan jarum kompas yg bercahaya
6. gelang kaca dari tembaga
7. tutup kompas dengan kaca, garis rambut, garis tanda yg bercahaya di bibir pelindung
8. pelindung kaca
9. sekrup pengapit
10. prisma yg dapat disetel, dengan lubang tempat melihat dan cincin jempol dengan takik

Hiking & Backpacking

PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN PERJALANAN DI ALAM BEBAS


PENDAHULUAN

Dorongan untuk melakukan petualangan di alam bebas menyebabkan para penggiatnya melakukan berbagai kegiatan perjalanan, mulai dari pendakian gunung, penyusuran pantai , pengarungan sungai berarus deras, dll. Perjalanan tsb dilakukan dengan berbagai tujuan mulai dari eksplorasi, survey maupun hanya untuk berjalan-jalan. Semua perjalanan tsb memerlukan persiapan yang baik, mengingat kegiatan di alam bebas seperti ini menghadapkan kita pada berbagai kondisi alam yang apabila tidak kita ketahui dengan baik akan menghadapkan kita pada keadaan yang dapat membahayakan jiwa kita, dan sebaliknya bila kita pahami akan memberikan kenikmatan berpetualang pada penggiatnya.

Agar perjalanan di alam bebas dapat berjalan sesuai dengan rencana kita, ada beberapa hal yang perlu dilakukan :


1. TUJUAN

Merumuskan suatu tujuan haruslah berdasarkan realita, tidak boleh terlalu ambisius. Tujuan haruslah disesuaikan dana yang telah tersedia, kemampuan anggota, dan waktu. Setiap anggota harus mengetahui dengan jelas tujuan perjalanannya, hal ini untuk menghindari kesalahpahaman yang mungkin akan terjadi.

2. WAKTU

Apakah waktu yang ditetapkan bisa diikuti oleh semua anggota ? perencanaan perjalanan alam bebas harus pula memperhitungkan kalender kuliah atau pekerjaan anggota-anggotanya. Hal lain yang harus diperhatikan adalah musim pada saat pelaksanaan perjalanan alam bebas tsb.

3. PESERTA

Jumlah anggota yang ikut haruslah ditetapkan dengan beberapa pertimbangan, berapa orang yang dapat dilibatkan dengan fasilitas transportasi yang ada ? berapa orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tujuan berdasarkan keahlian, pengalaman dan minat peserta bekerjasama eegentk sesuai dengan ae iitanuyan' iklnpdnlak k untuk menentukan itu semua maka seleksi haruslah dilakukan. Tentukan koordinator perjalanan (leader), bidang-bidang koordinasi, subkoordinasi, seperti bidang dana, publikasi dan dokumentasi, perlengkapan akomodasi, logistik, medis dll. Koordinator perjalanan haruslah dipilih dari orang-orang yang berwibawa dan punya pengalaman sebagai pemimpin. Dia tidak harus seorang pendaki yang hebat, tetapi yang lebih penting lagi adalah yang mampu mengkoordinasi pendakian tsb.


4. ANGGARAN KEUANGAN

Dalam menyusun keuangan, beberapa hal harus diperhitungkan, antara lain kemungkinan situasi ekonomi negara kita, seperti inflasi, perubahan kurs mata uang asing. Sebagai contoh ekspedisi Indonesia ke Himalaya beberapa tahun yang lalu tidak jadi berangkat hanya beberapa hari sebelum pemberangkatan karena terjadi inflasi. Kemungkinan lain adalah tidak tercapainya dana yang dibutuhkan.

Alokasi dana atau perjalanan harus tepat dan masuk akal. Buatlah anggaran yang terperinci untuk setiap bidang. Pengeluaran dan pemasukan uang hanya berhak dilakukan oleh satu orang, mis bendahara atau pemimpin perjalanan.

5. PERIJINAN

Setiap daerah atau negara mempunyai peraturan perijinan yang berbeda. Izin ini tergantung juga pada sifat ekspedisi yang akan dilakukan : untuk penelitian, wisata, pembuatan film, atau petualangan. Demikian pula apabila perjalanan itu gabungan dengan pihak luar negeri, bagaimana prosedurnya haruslah diperhitungkan.

6. PEMBUKUAN PERJALANAN

Pembukuan sebaiknya dilakukan secepatnya, kalau perjalanan itu dilakukan pada masa liburan mis, pembukuan harus dilaksanakan jauh-jauh hari sebelum kehabisan tiket . Kalau suatu lembaga memastikan akan memberikan bantuan transportasi tentulah kita tidak akan kesulitan , tinggal menentukan tanggal keberangkatan yang pasti.

7. SPONSOR dan PUBLIKASI

Adakalanya pencantuman seorang penasehat atau pelindung dalam organisasi perjalanan dilakukan dengan pertimbangan diplomatis, yaitu untuk mendukung organisasi itu dalam usaha untuk mencari kemudahan fasilitas atau lainnya.

Publikasi di media massa seringkali penting dan berkaitan erat dengan usaha pengumpulan dana. Seorang yang bertanggung jawab atas publikasi perlu ditunjuk. Dia harus pandai berhubungan dengan pihak luar dan menarik minat pers untuk menyiarkan ekspedisi ini baik di koran, majalah, radio maupun televisi. Siaran pers harus disiapkan secara menarik lengkap dengan foto atau gambar.

8. PENELITIAN dan PERENCANAAN PERJALANAN

Perencanaan terperinci harus dilakukan oleh setiap bidang. Kalau memang memungkinkan ada baiknya mengirimkan satu kelompok pendahulu untuk dilakukan survey lokasi, yang bertugas mencari informasi tentang lokasi. Tinggi gunung, tumbuh-tumbuhan yang ada, arus sungai, temperatur, adat istiadat penduduk setempat, semua informasi tsb haruslah diketahui. Team survey harus juga mencari informasi tentang camp induk yang akan didirikan dan untuk melapor pada pejabat setempat, tidak lupa menghubungi puskesmas atau dokter setempat (untuk bekerja sama apabila ada kecelakaan dalam perjalanan). Bila survey tidak bisa dilaksanakan pencarian informasi bila dilakukan dengan bertanya kepada orang yang sudah pernah berekspedisi ke sana, membaca buku atau mempelajari peta.

Dengan terkumpulnya seluruh informasi kita dapat merencanakan perjalanan sematang mungkin. Lakukanlah pengecekan dan konfirmasi seluruh informasi apa yang telah masuk. Checklist perlengkapan disesuaikan dengan kondisi lokasi, buatlah daftar peralatan yang harus dibawa oleh individu atau kelompok. Pastikan tiap anggota membawa P3K dan obat-obatan pribadi.

9. PERENCANAAN di LAPANGAN

Kegiatan di lapangan harus sudah jauh-jauh hari disiapkan. Dirumuskan secara terperinci dalam schedule. Susunlah rencana itu dalam suatu jadwal khusus hari per hari. Tetapkanlah waktu yang diperlukan untuk mencapai target/ tujuan perjalanan, serta strategi yang akan digunakan dan rute yang akan ditempuh, serta tempat menginap/ bivak.

10.BRIEFING

Seluruh anggota perjalanan akhirnya dikumpulkan untuk menerima briefing. Pada kesempatan ini, pimpinan perjalanan menjelaskan segala sesuatu yang berkenaan dengan perjalanan antara lain : tujuan, lokasi, kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, metode dan strategi di lapangan dsb, kalau perlu dalam kesempatan ini diadakan pula ceramah oleh para ahli untuk menjelaskan tentang lokasi dari segi geologi atau antropologi. Kesempatan ini juga dapat dilaksanakan untuk mengenal dan mengadakan latihan pemakaian peralatan baru.

11. CHECK KESEHATAN

Pastikan semua anggota telah melakukan check kesehatan. Usahakan mendapat vaksinasi untuk mencegah demam, tuberculoses, serta anti tetanus.

12. PELAKSANAAN di LAPANGAN

Dalam tahap ini pemimpin perjalanan langsung menangani pelaksanaan perjalanan. Pimpinan harus pandai menekankan kepada anggota-anggotanya bahwa keberhasilan suatu perjalanan ditentukan oleh kemampuan setiap anggota untuk belajar tinggal dan bekerjasama sebagai suatu kelompok yang utuh, pada setiap kesempatan lakukanlah pertemuan untuk mengadakan evaluasi dan diskusi mengenai masalah-masalah yang dihadapi. Berilah kesempatan setiap bidang untuk melaporkan setiap kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan, sehingga setiap anggota akan dapat mengetahuinya.

13. SETELAH PERJALANAN

Tahap ini adalah anti klimaks, sehingga kegiatannya seringkali terulur-ulur, bahkan tak jarang dilupakan. Baiknya membuat laporan perjalanan. Kalau memungkinkan kirimkanlah ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran perjalanan.



PERLENGKAPAN dan PERBEKALAN

Keberhasilan suatu perjalanan di alam bebas ditentukan juga oleh perencanaan perlengkapan dan perbekalan yang tepat. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:

- Tujuan
- Jenis medan
- Lama perjalanan

Keterbatasan kemampuan membawa

Hal-hal khusus, mis : obat-obatan tertentu.

Setelah mengetahui hal-hal tsb, maka kita dapat memilih perlengkapan dan perbekalan yang sesuai dan selengkap mungkin, tetapi bebannya tidak melebihi kemampuan membawanya. Perhitungan beban total untuk perorangan tidak boleh melebihi sepertiga berat badan (sekitar 15 – 20 kg).

Perlengkapan perjalanan alam bebas dapat dikelompokan sbb :

1. Perlengkapan dasar, meliputi :

- Perlengkapan untuk pergerakan.

- Perlengkapan untuk memasak, makan, minum.

- Perlengkapan untuk MCK

- Perlengkapan pribadi.


2. Perlengkapan khusus, yang disesuaikan dengan perjalanan :

- Perlengkapan penelitian, (kamera, buku, alat tulis)

- Perlengkapan pendakian tebing (kernmantel, karabiner)


3. Perlengkapan tambahan

Perlengkapan ini dapat dibawa atau tidak, mis : semir, syal


PERLENGKAPAN DASAR

Perlengkapan jalan (untuk medan hutan gunung)

1. Sepatu

- Melindungi tapak kaki sampai mata kaki
- Kulit tebal tidak mudah sobek bila kena duri.
- Keras bagian depannya, untuk melindungi ujung jari kaki apabila terbentur batu.
- Bentuk sol bawahnya dapat menggigit ke segala arah dan cukup kaku
- Ada lubang ventilasi bersekat halus.

2. Kaos kaki

- Menyerap keringat
- Menghindari lecet pada kaki

3. Celana lapangan

- Kuat, lembut, ringan, praktis
- Tidak menggangu gerakan kaki
- Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
- Mudah kering, bila basah tidak menambah berat

4. Baju Lapangan

- Melindungi tubuh dari kondisi sekitar
- Kuat, ringan, tidak menggangu pergerakan
- Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
- Praktis, mudah kering

5. Topi lapangan

- Melindungi kepala dari kemungkinan cidera akibat duri
- Melindungi kepala dari curahan hujan, terutama kepala bagian belakang
- Kuat dan tidak mudah robek

6. Sarung tangan

Sebaiknya terbuat dari kulit, tidak kaku dan tidak menghalangi pergerakan

7. Ikat pinggang

Terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala yang tidak terlalu besar tapi teguh. Kegunaan ikat pinggang selain menjaga agar celana tidak melorot juga untuk meletakkan alat-alat yang perlu cepat dijangkau , seperti pisau pinggang, tempat air minum dll.

8. Ransel (carrier)

Ringan, kuat, sesuai dengan kebutuhan dan keadaan medan, nyaman dipakai dan praktis.

9. Peralatan navigasi

Kompas, peta, penggaris, busur derajat, pensil dll.

10. Lampu senter

- Water proof dan dilapisi karet
- Bola lampu dan batery cadangan

11. Peluit

12. Pisau

- Pisau saku serba guna
- Pisau pinggang
- Golok tebas

13. Perlengkapan tidur :

- Satu set pakaian tidur
- Kaus kaki untuk tidur
- Sleeping bag
- Matras
- Tenda/ ponco/ plastik untuk bivak


14. Perlengkapan masak dan makan :

- Alat masak lapangan (misting)
- Alat bantu makan lainnya (sendok, piring, dll)
- Alat pembuat api (lilin, spirtus, parafin, dll)
- Vedples

PERENCANAAN PERBEKALAN

Yang perlu diperhatikan :


1. Lamanya perjalanan yang akan dilakukan

2. Aktivitas yang akan dilakukan

3. Keadaan medan yang akan dihadapi

Sehubungan dengan hal di atas, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan :


- Cukup mengandung kalori, mempunyai komposisi gizi, serta tidak asing di lidah

- Terlindung dari kerusakan, tahan lama, mudah dan sederhana dalam penangannya
- Sebaiknya makanan yang siap pakai


PACKING

Dalam penyusunan, yang menjadi dasar adalah keseimbangan beban, bagaimana kita menumpukan berat beban pada tubuh sedemikian rupa sehingga kaki dapat bekerja secara efisien.

Dalam batas-batas tertentu, rangka yang dimiliki oleh ransel banyak memberikan kenyamanan. Rangka ini membuat posisi tubuh lebih menyenangkan saat menggendong beban. Namun bagaimanapun desain ransel yang dimiliki akan sedikit artinya apabila anda tidak mampu menyusun barang-barang anda dengan baik.

Pertimbangan :


1. Tempatkan barang-barang yang lebih berat paling atas dan sedekat mungkin dengan badan. Barang-barang yang relatif lebih ringan (sleeping bag, pakaian tidur) ditempatkan di bagian bawah.


2. Letakkan barang-barang yang sewaktu-waktu diperlukan pada bagian paling atas atau pada kantong luar ransel (ponco, alat P3K, kamera, dll)


3. Kelompokkan barang-barang dan masukkan ke dalam kantong-kantong plastik yang tidak tembus air, terutama pakaian tidur/ cadangan, pakaian dalam, kertas-kertas.


Sekali lagi, buatlah check list dari semua perlengkapan. Kalau mungkin dengan beratnya agar dapat dengan mudah menyusunnya